Saturday, October 17, 2020

Sesungguhnya Kita Semua Adalah Orang Yang Kuat

Sudah hampir sebulan ini aku mendapatkan berkat untuk menemani dan merawat orang yang terus merasa dirinya tidak sehat. Meski pada kenyataannya akupun tengah berjuang dengan kondisiku yang terbatas, tetapi (menariknya) justru aku merasa semakin kuat. Bahkan dengan penuh kesadaran, aku mengajukan diri untuk turut mendampingi beberapa orang yang kini juga tengah beradaptasi dengan keadaan sakitnya, baik yang tergabung dalam komunitas maupun perorangan. 

Jujur, aku juga sempat heran pada diriku. Bagaimana mungkin si sakit punya kemampuan untuk menyembuhkan orang sakit lainnya? Seakan menjadi orang buta yang berjalan menuntun orang buta lainnya. Hingga akhirnya aku menemukan jawabannya, begini...

Teman-teman, tahukah engkau bahwa seorang yang sedang sakit (entahkah fisik atau psikis), sebenarnya adalah orang-orang yang kuat? Paling tidak, ia dapat menjalani hari-harinya untuk terus bertahan, bergulat dan berjuang dengan rasa sakit yang terus mengganggunya. Antara mau menyerah, ataukah terus melawan, ataukah berusaha berdamai dan menerima kehadiran rasa sakit itu sebagai bagian dari dirinya. Bagian dari tubuh dan pikirannya sendiri. 

Seorang yang sakit bukanlah seorang yang lemah, walau dalam keterbatasan fisiknya ia tetap membutuhkan orang lain. Tetapi secara ketahanan diri, ia masih mampu berjuang menghadapi kesulitan yang ada. Bisa engkau pahamikan, bahwa ternyata seorang sakit adalah seorang yang sebenarnya kuat? 

Hanya saja, keyakinan dirinya tersebut perlu dinyatakan berulang kali oleh orang lain. Itulah mengapa kelompok pendukung (support system) akan turut berkontribusi meningkatkan keyakinan diri sang pasien, termasuk berhasil meningkatkan imunitas tubuh pasien. 

Ketika seorang yang sakit mulai bisa menerima keterbatasan dan kesakitannya, bisa jadi ada sebuah perkembangan cara berpikir. Yaitu, ia dapat lebih berempati, bahkan tergerak untuk turut menjadi kelompok pendukung bagi orang lain yang masih beradaptasi dengan kondisi sakitnya. 

Walau ia belum sepenuhnya sembuh, namun fokus perhatiannya mulai meluas. Dari yang tadinya hanya berpusat pada keadaan diri sendiri, kini mulai menemukan pemaknaan yang lebih tinggi akan maksud dan tujuan Sang Pencipta terhadap dirinya. Ia mulai dapat menghargai setiap berkat dari rasa/keadaan sakitnya. Unik ya? Tapi memang disitulah letak kekuatanNya. 

No comments:

Post a Comment

Ibuku Sayang

Ibuku sayang.... Yang walau bertambah tua, bertambah keriput, bertambah pencemasnya, bertambah lambat pergerakannya, bertambah macam-macam k...