Di 15 menit pertama, suara tangisannya terdengar semakin kencang karena usahanya yang gagal untuk membebaskan kakinya dari celah. Sambil terus menangis ia berusaha mengubah-ubah posisi kakinya yang terjepit, tapi tak sedikitpun ada perubahan. Malah kaki itu tampak mulai memerah dan terasa sakit karena bergesekan dengan batu yang kasar. Kasihan adikku. Ia mulai tampak lemas, meski suara tangisan masih sayup terdengar.
Setelah 15 menit berlalu tanpa hasil dan pertolongan yang diharapkan tidak kunjung datang. Adik mulai terlihat semakin lelah menangis dan hanya bersandaran lemah dipelukan ibu. Orang-orang yang tadinya sempat mengerumuni, kini mulai mengerti untuk memberi ruang agar adikku bisa tetap nyaman bernafas.
Perlahan semua terdengar hening. Seakan pasrah, tanpa tahu apa lagi yang harus dilakukan. Tiba-tiba, entah bagaimana caranya, kaki adik bisa terbebas dari celah batu dengan sendirinya. Ha? Kok, bisa? Semua orang kaget, termasuk yang punya kaki. Mujizat...
No comments:
Post a Comment