Thursday, October 8, 2020

Osvita Punya Cerita Dibalik Corona (bagian 3, tamat)

        Menurut dokter Onkologiku, operasiku kali ini agak diluar kebiasaan. Biasanya sebelum dilakukan operasi pengangkatan sel  kanker, akan lebih dulu dilakukan tindakan biopsy atau pengambilan sampel jaringan. Agar dapat mengetahui apakah tumor itu jinak atau ganas. Tapi, berhubung sedang masa pandemi dan dokter menghindari pasien bolak balik ke rumah sakit (takut mudah tertular Covid), maka operasi dilakukan sekaligus. Diawali dengan biopsy dan bila ditemukan tumor ganas, maka langsung dilakukan tindakan lanjutannya, yaitu mengangkat 1 payudara yang terkena kanker tersebut. Untuk kasus ku, walau ukuran kankernya masih 2 cm tapi ternyata sudah tergolong ganas dan harus segera dituntaskan. Jadi sekarang, 'parkiran kiriku" sudah lapang.

       Sungguh bersyukur operasi bisa berjalan lancar. Aku lega sekali karena baru kali ini aku tidak merasakan sakitnya pembiusan menjelang operasi. Semua mulus saja. Aku masuk ruang operasi sekitar jam 8.30 dan selesai sekitar jam 10.40. Aku bisa bangun dan melihat suamiku sudah memandang ku dengan wajah manisnya di sebelah tempat tidurku. Berasa sangat dicintai deh..

        Pasca operasi, tahap demi tahap terasa sangat lancar. Aku sungguh menikmati prosesnya. Hari pertama pasca operasi, aku sudah mulai bisa minum dan makan dengan aman, walau masih lebih banyak mengantuk, karena sisa-sisa obat biusnya. Hari kedua, aku sudah mulai belajar duduk. Sangat tidak mudah melakukannya. Terlebih karena bagian kiri yang diambil, maka otomatis otot lengan kiri juga berpengaruh, terutama pada saat terjadinya peregangan otot pinggang ke arah lengan. Kalau ada pergerakan lengan yang tiba-tiba dan terlalu lebar, maka rasa nyeri yang amat sangat, langsung menyerang. Jadi harus belajar mengolah nafas, agar rasa sakit masih bisa ditahan. Bersamaan dengan itu, tangan kiriku juga jadi terasa begitu lemah. Belum kuat memegang ataupun mengangkat sesuatu. Yah, bertahap saja untuk dilati

        Di hari ketiga aku sudah mulai belajar bangun dari tempat tidur, buang air kecil di kamar mandi (tidak lagi di pispot) dan belajar mandi sendiri dengan segala keterbatasan yang ada. Wahh aku bahagia sekali bisa melakukannya setahap demi setahap. Dan di hari keempat ini, aku sudah diijinkan pulang oleh dokter! Horeeee.. Semua terasa sangat dimudahkan oleh Tuhan. Tidak semenegangkan seperti yang ku bayangkan sebelumnya. Luar biasa...





        Di minggu depan aku diminta untuk kontrol ke dokter, agar dokter dapat memantau perkembanganku dan memastikan hasil laboratorium. Dari hasil lab itulah yang nanti dapat menunjukkan apakah aku tergolong stadium 2a atau sudah masuk 2b. Kalau masih 2a, berarti sebaran sel kanker belum sampai ke kelenjar getah bening dan aku tidak harus dilanjutkan ke tahap kemoterapi. Yah, semoga saja semua masih aman. Tapi kalaupun tidak, Tuhan pasti punya maksud dan aku pasti akan terus dikuatkan menjalani semuanya.

        Penutup sharing pengalaman ini, aku ucapkan banyak terima kasih bagi semua keluarga dan kawan yang ada di berbagai belahan Indonesia maupun di manca negara. Aku sungguh tak menyangka mendapatkan begitu banyak simpati, dukungan bahkan bantuan dari berbagai kawan.

        Semakin menambah kesan juga adalah perhatian dari banyak kawan yang aku kenal dari media sosialku (Fb & IG). Kita sama sekali belum pernah berjumpa secara fisik, tapi kalian selalu konsisten memberikan perhatian. Sekali lagi, terima kasih dari lubuk hatiku yang paling dalam. Kiranya Tuhan yang Maha Baik akan membalas segala kebaikan hati kalian semua.

        Salam sehat dan semangat selalu. Mari kita lanjutkan berbagi hal positif dan menginspirasi. Tuhan memberkati kita semua.

No comments:

Post a Comment

Ibuku Sayang

Ibuku sayang.... Yang walau bertambah tua, bertambah keriput, bertambah pencemasnya, bertambah lambat pergerakannya, bertambah macam-macam k...